Monday, May 12, 2008

epilepsi

Tanpa menghiraukan perkembangan yang telah dicapai pada banyak aspek epilepsi, stigma negatif yang ada tetap berlanjut baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di negara berkembang mulai terdapat perubahan sikap terhadap epilepsi terutama karena meningkatnya standar pendidikan masyarakat dan tersedianya layanan kesehatan yang bisa dijangkau oleh masyarakat.Pasien epilepsi juga harus mengambil bagian dalam memperbaiki hidupnya karena menderita epilepsi tidak membuat pasien begitu berbeda dari orang lain yang normal. Hanya pada saat serangan yang mungkin membuat penderita berbeda dengan orang lain. Namun mudah ditemukan bahwa orang menganggap menderita epilepsi membuat seseorang menjadi berbeda. Kesadaran yang lebih besar mengenai penyakit ini di masyarakat memainkan peranan penting dalam mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.WHO memerkirakan sekitar tiga perempat dari penderita epilepsi global yang berjumlah sekitar 50 juta tinggal di negara berkembang. Jumlah pasti penderita kusta di Asia Tenggara tidak diketahui. Sekitar 50-80% pasien epilepsi di Asia Tenggara tidak mendapatkan pengobatan atau malah tidak pernah berhubungan dengan institusi kesehatan dan sejumlah besar orang yang menerima pengobatan akan drop out, terutama karena alasan ekonomi. Stigma terhadap epilepsi di Asia Tenggara terutama karena kurangnya pengetahuan, pengacuhan, dan mitos serta pandangan yang salah mengenai penyebabnya.

No comments: